Operant
conditioning adalah pembelajaran di mana konsekuensi dari
perilaku menyebabkan perubahan dalam probabilitas kejadian.
3
cara dimana konsekuensi keinginan dan ketidak inginan dari kelakuan berpengaruh
pada kelakuan di masa yang akan datang :
1. Positive
Reinforcement
2. Negative
Reinforcement
3. Punishment
1.
POSITIVE
REINFORCEMENT
Positive
Reinforcement muncul pada saat konsekuensi dari kelakuan menuju pada
peningkatan dalam kemungkinan bahwa kita terlibat di kelakuan kedepannya. Di
positive reinforcement, konsekuensi oleh kelakuan adalah positive. Sehingga
kelakuannya terlibat lebih sering.
Ada
2 masalah penting di pemakaian positive reinforcement yang perlu di ketahui :
1. Timing
Positive
reinforcer harus diberikan waktu yang singkat dalam mengikuti respon, jika
tidak pembelajaran tersebut akan menjadi lambat. Phenomenom tersebut adalah
delay of reinforcement.
2. Consistency
in the delivery of reinforcement
Positive reinforcement
harus di berikan secara konsisten setelah respon.
Primary and Secondary Reinforcement
2
jenis reinforcement harus dibedakan: primary dan secondary reinforcement.
Primary reinforcement tidak diperoleh dari pembelajaran. Makanan, air,
kehangatan, novel stimulation, aktivitas fisik dan sexual gratification adalah
contoh dari positive reinforcement. Secondary reinforcement sangat berperan
penting dalam operant conditioning yang di pelajari melalui classical
conditioning. Pujian adalah salah satu contoh dari secondary reinforce.
Schedules of Positive Reinforcement
Kita selalu
membicarakan positive reinforcement seakan-akan setiap respon selalu diikuti
oleh reinforce, situasi ini disebut dengan continuous reinforcement. Sebagai
tambahan di dalam continuous reinforcement, psychologist mendeskripsikan 4
jenis schedules of reinforcement dan menunjukkan efek dari setiap behavior.
1. Fixed
ratio
2. Variable
ratio
3. Fixed
interval
4. Variable
interval
2.
REINFORCEMENT NEGATIVE
Reinforcement
negative (penguatan negatif) adalah peningkatan suatu frekuensi terhadap suatu
perilaku yang positif karena hilangnya sebuah rangsangan yang merugikan (tidak
menyenangkan). Sebagai contoh, seorang ibu yang memarahi anaknya
setiap pagi karena tidak membersihkan tempat tidur, tetapi suatu pagi si anak
tersebut membersihkan tempat tidurnya tanpa di suruh dan si ibu tidak
memarahinya, pada akhirnya si anak akan semakin rajin membersihkan tempat
tidurnya diringi dengan berkurangnya frekuensi sikap kemarahan dari ibunya.
Ada 2 tipe dari penguatan negatif:
1. Escape Conditioning
Yaitu
pengkondisian yang terjadi dikarenakan individu keluar dari sesuatu yang
negatif.
2. Avoidance Conditioning
Yaitu
suatu kondisi yang dilakukan dengan cara menghindar dari sesuatu yang negatif.
3.
PUNISHMENT
Punishment adalah merupakan konsekuensi
negatif yang mengarah pada pengurangan frekuensi perilaku
yang menghasilkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar